12 Januari 2009

Pengakuan Seorang Perusak dan Perampas Ekonomi Negara

KabarIndonesia - John Perkins, mantan anggota terhormat komunitas bankir internasional, menjadi begitu terkenal setelah bukunya "Confessions of an Economic Hit Man" menjadi best seller di mana-mana. Di dalam bukunya ia menjelaskan bagaimana sebagai seorang profesional yang dibayar mahal, ia membantu Amerika menipu negara-negara miskin di Dunia Ketiga dengan triliunan dolar, meminjamkan mereka utang yang melebihi kemampuan mereka untuk membayar, dan kemudian menguasainya. Bukan hanya itu, bahkan cara-cara pembunuhan pun dihalalkan sebagaimana yang dialami presiden Ekuador dan Panama yang dibunuh karena menolak bekerja sama dengan Amerika.

Sebenarnya Perkins sudah dari 20 tahun lalu memulai menulis bukunya, namun ancaman dan sogokan membuat usaha itu selalu terhenti. Sejumlah kejadian besar dunia seperti Perang Teluklah yang akhirnya membuat ia berkeras hati menerbitkan bukunya. Perkinss yang dari 1971 hingga 1981 bekerja pada perusahaan konsultan internasional "Chas T. Main" sebagai "economic hit man" (EHM - perusak ekonomi), menjelaskan secara rinci apa yang terjadi dan sepak terjang EHM selama ini. Berikut adalah ringkasan dari sejumlah wawancara yang pernah dilakukan terhadap Perkins.

Di dalam bukunya Perkins menulis, "Buku ini didedikasikan untuk presiden di dua negara, yaitu Jaime Roldós (Presiden Ekuador) dan Omar Torrijos (Presiden Panama). Keduanya terbunuh dalam "kecelakaan" yang mengerikan. Kematian mereka bukan karena kecelakaan. Mereka dibunuh karena menolak bekerja sama dengan perusahaan, pemerintahan, dan pimpinan perbankan yang mempunyai tujuan menjadi imperium dunia (Amerika). Kami para perusak ekonomi telah gagal mempengaruhi Roldós dan Torrijos, dan para perusak jenis yang lain yaitu CIA - "serigala pengeksekusi" - yang selalu di belakang kita, kemudian melakukan tindakan," demikian kesaksian pembuka Perkins.

Pada dasarnya apa yang dilatih kepada para EHM adalah untuk membangun imperium Amerika. Tugas mereka adalah merekayasa situasi agar berbagai sumber daya dunia sebisa mungkin keluar dan menuju AS, baik perusahaan maupun pemerintahanannya. "Dan nyatanya kami telah mengerjakan dengan begitu berhasil. Kami telah membangun imperium terbesar dalam sejarah dunia. Ini dikerjakan lebih dari 50 tahun sejak Perang Dunia II, dengan kekuatan militer yang benar-benar sangat kecil. Hanya suatu kejadian yang amat jarang, yaitu Irak, di mana serbuan kekuatan militer sebagai tindakan paling akhir," jelas Perkins.

Imperium ini, dibangun terutama melalui manipulasi ekonomi, melalui pencurangan, melalui penipuan, melalui bujukan sehingga mereka mengikuti maunya AS, melalui para "economic hit men". "Saya adalah salah satu bagian utama dari hal itu. Perkins pertama kali direkrut oleh Badan Keamanan Nasional (National Security Agency, NSA), institusi terbesar AS ketika ia kuliah bisnis di akhir 1960-an.

Sepak terjang EHM pertama kali dilakukan oleh Kermit Roosevelt yang berhasil menumbangkan pemerintahan Iran. Sebuah pemerintahan yang terpilih secara demokratis, yaitu pemerintahan Mossadegh. Majalah Times pernah menjadikan Mossadegh sebagai sosok terpilih dunia (person of the year). Roosevelt telah melakukan begitu sukses, tanpa ada darah yang tumpah, tanpa intervensi militer, hanya mengeluarkan jutaan dollar dan telah bisa mengganti Mossadegh dengan seorang Shah dari Iran.Satu persoalan muncul karena Roosevelt adalah agen CIA. Ia adalah pejabat pemerintahan. Jika ia tertangkap, ia akan mendatangkan banyak kesulitan. Ini pasti akan sangat memalukan. Lalu, dengan mempertimbangkan ini, akhirnya diambil keputusan untuk merekrut orang-orang potensial menjadi EHM, seperti Perkins. Orang-orang ini tidak bekerja pada pemerintah tetapi dikirim untuk bekerja pada perusahaan konsultan swasta, perusahaan konstruksi, sehingga kalau mereka tertangkap, maka tak ada hubungannya dengan pemerintah.

Inilah yang membuat Perkins bekerja pada perusahaan Chas. T. Main di Boston, Massachusetts. Di sana ada 2.000 pekerja, dan ia menjadi pimpinan ekonom. Ia mempunyai staf 50 orang. Pekerjaannya yang utama adalah membuat kesepakatan dengan memberikan utang pada negara lain, utang raksasa yang jauh lebih besar dari kemampuan mereka mengembalikan. Salah satu persyaratan dalam utang itu - katakanlah dengan utang sebesar satu miliar dolar, kepada negara seperti Indonesia atau Ecuador - negara-negara itu akan memberikan kepada kita 90% dari utang itu, kembali kepada sebuah perusahaaan AS, melalui pembangunan infrastruktur. Perusahaan-perusaha an besar itu (seperti Halliburton atau Bechtel) kemudian membangun sistem kelistrikan, pelabuhan, atau jalan tol, dan itu semua pada dasarnya hanya melayani sebagian kecil penduduk, yaitu para orang-orang kaya di negara-negara itu.

Rakyat miskin di negara-negara itu akan tetap saja berkubang dengan kemiskinan dan hidup dengan utang raksasa yang tak mungkin dapat dibayar. Negara seperti Ekuador harus membayar utang dengan 70% dari anggaran pendapatan nasional mereka. Ini benar-benar memberatkan mereka. Lalu, EHM akan meminta kompensasi minyak. "Jadi, ketika kita ingin minyak, kita ke Ekuador dan tinggal menuntut: Lihat, kamu tidak bisa membayar utangmu, maka berikan perusahaan-perusaha an minyakmu, hutan tropis Amazonmu yang dipenuhi minyak," jelas Perkins. Dan kini AS telah menguasai dan menghancurkan hutan tropis Amazon, menekan Ekuador untuk memberikannya kepada AS, karena mereka mempunyai utang raksasa yang terakumulasi. Jadi utang raksasa itu sebagian besar akan kembali ke AS, sementara negeri itu (Ekuador) akan mendapat beban utang dengan bunga yang besar, dan menjadi pelayan dan budak AS.

Mengenai bukunya Perkins menjelaskan bahwa pada tahun 1990-an sebuah perusahaan konstruksi telah memberikan sogokan sebesar setengah juta dolar agar ia tidak melanjutkan penulisan bukunya. "Secara legal ini bukanlah sogokan. Saya dibayar sebagai seorang konsultan. Ini semua legal. Tapi sebenarnya saya sama sekali tak mengerjakan apa-apa. Saya hanya dilarang menulis buku apa pun terkait dengan topik itu (pencurangan) . Dan saya harus mengatakan bahwa ini adalah kisah yang luar biasa - ini nyaris mirip cerita James Bond."

Perkins juga menceritakan bagaimana NSA pernah memeriksa dirinya seharian dengan mesin penguji kebohongan. Mereka menemukan semua kelemahan dirinya dan kemudian membujuknya. Mereka menggunakan sarana yang paling kuat dalam kebudayaan manusia yaitu seks, kekuasaan, dan uang, untuk mengalahkan dirinya. Perkins yang berasal dari keluarga Inggris yang sangat tua, Calvinis, terkenal dengan nilai-nilai moralnya. "Saya berpikir, kisah tentang saya benar-benar memperlihatkan bagaimana kuatnya sistem itu dan pengaruh candu seks, uang, dan kekuasaan, sehingga dapat membujuk rayu, karenanya saya begitu terbuai dan terbujuk."

Jika Perkins tidak mengalami sendiri sebagai EHM, ia pun merasa sangat sulit mempercayainya. "Inilah sebabnya saya menulis buku ini, karena negara kita (Amerika) betul-betul harus dibuat mengerti. Jika masyarakat dari bangsa ini memahami bagaimana sebenarnya kebijakan luar negeri kita, apa arti utang luar negeri sebenarnya, bagaimana perusahaan-perusaha an kita bekerja, ke mana uang pajak kita digunakan, saya yakin kita akan menuntut perubahan."

Di dalam bukunya, Perkins menceritakan bagaimana ia menjalankan sebuah rencana rahasia antara Pemerintahan Arab dan AS. Di awal 70-an, saat itu OPEC menggenggam kekuasaan dan memotong suplai minyak. Mobil-mobil di AS antre begitu panjang di pompa-pompa bensin. Hal ini membuat AS takut akan mengalami lagi kejadian seperti tahun 1929 - depresi besar ekonomi. Lalu, Departemen Keuangan menyewa Perkins dan beberapa EHM yang lain pergi ke Arab Saudi karena Arab Saudi adalah kunci untuk melepaskan AS dari ketergantungan. Akhirnya Kerajaan Arab setuju untuk mengirim hampir semua minyak mereka dan menginvestasikannya pada sekuritas-sekuritas pemerintahan Amerika. Departeman Keuangan menggunakan bunga dari sekuritas-sekuritas itu untuk menyewa perusahaan-perusaha an Amerika guna membangun Arab Saudi - kota-kota baru, infrastruktur baru - dan AS yang mengerjakannya. Kerajaan Arab juga menyetujui untuk menjaga harga minyak dalam batas kemampuan jangkauan AS, mereka telah melakukannya bertahun-tahun, dan AS setuju menjaga kekuasaan Kerajaan Arab selama mereka melakukan hal yang AS inginkan. "Kami telah melakukannya dengan sangat berhasil."

Ini juga salah satu alasan mengapa AS menyerang Irak. Awalnya, AS berusaha menjalankan strategi yang sama seperti yang berhasil dilakukannya di Arab Saudi, tapi Saddam Hussein tidak mau tunduk. Ketika skenario EHM ini gagal, langkah lain yang dilakukan adalah yang kita namakan "serigala-serigala" CIA (the jackals). Mereka mengirim orang-orang masuk Irak dan menggerakkan sebuah kudeta atau revolusi. Jika ini tidak berhasil, mereka melakukan operasi pembunuhan.

Pada kasus Irak, mereka tak mampu menjangkau Saddam Hussein. Ia mempunyai pasukan penjaga yang terlalu tangguh, berlapis-lapis. Mereka (CIA) tak dapat menjangkaunya. Lalu AS melakukan langkah ketiga jika EHM dan the jackals gagal, yakni yang disebut sebagai langkah "pertahanan" dengan perang, dengan mengirimkan orang-orang untuk terbunuh dan membunuh, inilah yang nyata-nyata telah kita kerjakan di Irak. Jauh sebelum Saddam, hal serupa telah dilakukan pada Presiden Panama, Omar Torrijos. Omar Torrijos telah menandatangani Perjanjian Kanal (the Canal Treaty) dengan Carter. Ini adalah isu tingkat tinggi. Namun Torrijos juga pergi dan bernegosiasi dengan Jepang untuk membangun sebuah kanal-laut di Panama. Jepang berkeinginan membiayai dan membangun kanal-laut di Panama itu.

Perundingan Torrijos ini membuat sangat marah Perusahaan Bechtel, waktu itu direkturnya adalah George Schultz dan senior council adalah Casper Weinberger. Ketika Carter terdepak dan Reagan terpilih, lalu Schultz menjadi menteri luar negeri dan Weinberger menjadi menteri pertahanan. Mereka kemudian mencoba menegosiasikan kembali Perjanjian Kanal dan agar tidak berhubungan dengan Jepang. Torrijos tetap tak bergeming, menolak. Torrijos adalah sosok yang punya prinsip. Ia memang punya persoalan dalam dirinya, tapi ia adalah orang yang mengagumkan. Dan kemudian, ia terbunuh dalam kecelakaan pesawat yang mengerikan, berhubungan dengan tape recorder yang meledak bersamanya. Saat itu Perkins ada di Panama. Ia sedang bekerja sama dengan Torrijos. "Saya tahu, kami (EHM) telah gagal. Saya tahu para "serigala-serigala" sedang mendekati dia, dan kemudian, pesawatnya meledak. Saya tak meragukan sama sekali bahwa ini adalah "sanksi" dari CIA, dan sebagian besar - para investigator Amerika Latin mempunyai kesimpulan yang sama.

Tentu saja, kita tak pernah tahu tentang hal ini di negara kita (AS). "Kejadian-kejadian ini membuat Perkins merasa sangat bersalah sepanjang waktu, tapi ia terus dibujuk. Kekuatan obat-obatan, seks, kekuasaan, dan uang, sungguh terlalu kuat baginya. Dan, tentu saja, ia melakukannya sebagai seorang yang tepat, pimpinan ekonom. Ia melakukan sesuatu yang Robert McNamara, Presiden Bank Dunia, inginkan. Bank Dunia (WB) menyediakan hampir semua biaya yang digunakan EHM. Semua terus berlanjut hingga terjadinya 11 September. Saat itu menjadi titik balik perubahan Perkins.

"Saya harus ungkapkan apa yang terjadi karena apa yang terjadi pada 11 September adalah akibat langsung dari apa yang EHM lakukan. Saya percaya bahwa WB dan institusi lain dapat diubah dan melakukan apa yang sebenarnya harus dilakukan, yaitu merekonstruksi bagian-bagian yang luluh-lantak di dunia. Menolong, sungguh-sungguh menolong orang-orang miskin. Ada 24 ribu manusia mati kelaparan tiap hari di dunia. Kita dapat mengubah itu," tegas Perkins mengakhiri wawancaranya.

Blog: http://www.pewarta- kabarindonesia. blogspot. com/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar